Menjelang Imlek, penjualan pohon jeruk mengalami peningkatan yang signifikan. Tradisi ini berakar pada kepercayaan budaya Tionghoa yang mengaitkan jeruk dengan kemakmuran dan keberuntungan. Jeruk, dengan warna oranye cerah, melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan, menjadikannya elemen penting dalam dekorasi Imlek. Pohon jeruk sering kali dihias dan ditempatkan di rumah atau tempat usaha untuk menarik keberuntungan serta mengusir nasib buruk. Peningkatan penjualan ini biasanya terjadi beberapa minggu sebelum perayaan Imlek, ketika orang mulai mempersiapkan dekorasi dan hadiah untuk menyambut tahun baru. Selain itu, pohon jeruk yang sering kali dipenuhi buah, juga dianggap sebagai simbol kemakmuran yang diharapkan akan bertahan sepanjang tahun mendatang.
Perayaan Imlek Semakin Dekat, Pohon Jeruk Jadi Primadona di Pasar
Imlek atau Tahun Baru Imlek adalah perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Menjelang perayaan ini, berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut tahun baru dengan harapan dan keberuntungan. Salah satu tradisi yang menjadi perhatian adalah penggunaan pohon jeruk sebagai hiasan utama dalam perayaan Imlek.
Pohon jeruk dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran dalam budaya Tionghoa. Jeruk biasanya dilihat sebagai lambang emas dan kemakmuran, yang sangat dicari selama. Oleh karena itu, menjelang, pohon jeruk menjadi primadona di pasar-pasar, dengan banyak orang berbondong-bondong membelinya untuk menghiasi rumah mereka.
Selain menjadi simbol keberuntungan, pohon jeruk juga menambah keindahan dekorasi rumah dengan warna oranye cerah yang melambangkan kebahagiaan dan semangat baru. Penjual pohon jeruk biasanya mengalami peningkatan permintaan yang signifikan selama periode ini, sehingga pasar menjadi lebih ramai dan meriah.
Secara keseluruhan, popularitas pohon jeruk menjelang tidak hanya didorong oleh kepercayaan akan keberuntungan, tetapi juga oleh keinginan untuk memulai tahun baru dengan suasana yang penuh semangat dan positif.
